MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN
BUNGA
Disusun untuk memenuhi tugas Anatomi Tumbuhan :
Oleh :
1. Galih
Januarrahmana (4401411075)
2. Ulfa
Damayanti (4401412101)
3. Nur
Khikmah Fitri (4401412113)
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup.
Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji.
Setiap bagian mempunyai fungsi atau kegunaan tertentu.
Salah satu
bagian yang penting pada tumbuhan yaitu bunga, selain warnanya dan bentuknya
yang indah bunga bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae.
Pada abad 18 dan 19 Wolff dan Goethe meneliti masalah
homologi dan evolusi morfologi bunga. Para peneliti lain menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan
langsung dari helaian daun. Dan pendapat sekarang daun dan batang merupakan
unit tunggal disebut shoot. Bunga
terdiri atas aksis (sumbu), dan muncul organ bunga.
Bagian sumbu yang
mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Bunga mempunyai macam
organ. Pada makalah ini, diharapkan dapat menjelaskan tentang
bunga.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
dari bunga?
2.
Bagaimana
struktur bunga ?
3.
Apa saja bagian – bagian bunga ?
C.
Tujuan
1. Mengetahui apa pengertian dari bunga
2. Untuk mngetahui bagaimana struktur bunga
3. Mengetahui apa saja bagian-bagian dari
bunga
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan
angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari
ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor – faktor internal dan
eksternal untuk keperluan itu. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan
fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk
tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi yang
berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran
individu-individu sesuatu spesies secara luas. Pada bunga terdapat organ
reproduksi (benang sari dan putik). Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga
yang terkumpul dalam satu karangan.
Peneliti seperti Wolff dan Goethe di abad 18, de
Candolle pada awal abad 19, dan penelitilain menyatakan bahwa organ bunga
merupakan turunan langsung dari helaian daun. Namun, pendapat yang diterima
sampai sekarang adalah daun dan batang merupakan satu unit tunggal yang disebut
shoot. Perkembangan bunga paralel dengan cabang vegetatif, jadi tidak sebagai
turunannya.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat
jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu
organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga
dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.
Ditinjau dari homologinya, bunga diinterpretasikan
sebagai suatu pucuk yang termodifikasi daunnya. Bunga tediri atas sebuah sumbu
tempat daun – daun ( organ ) bunga tumbuh. Bagian sumbu batang atau ranting
yang merupakan ruas yang berakhir dengan bunga disebut tangkai bunga. Ujung distal
tangkai bunga ini menggembung dengan panjang yang beragam dan bagian ini
disebut dasar bunga. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ.
Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota , stamen
, dan putik disebut bunga yang lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai
struktur yang tidak lengkap, misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin
atau keduanya. Bila hanya memiliki alat kelamin jantan saja disebut bunga
jantan, dan sebaliknya bila hanya memiliki putik saja disebut bunga betina.
Bila kedua macam bunga uniseksual itu terdapat pada satu tumbuhan maka disebut
berumah satu, bila terpisah disebut berumah dua. Tumbuhan yang mempunyai bunga
sempurna (biseksualis), bunga jantan dan bunga betina disebut poligam.
B.
Struktur Bunga
Meristem apikal bunga biasanya
berhenti aktivitasnya setelah struktur reproduktif telah diinisiasi, suatu
ekspresi tipe tumbuhan yang terbatas.
1.
Tatanan organ
bunga
Pada kelompok tumbuhan biji tertutup tertentu yang dianggap lebih
primitif, pertumbuhan terbatas kurang nyata dibanding suku yang lebih maju.
Pada kelompok primitif, aktivitas meristem apikal diperpanjang sehingga jumlah
bagian-bagian bunga relatif lebih besar dan banyak. Bagian-bagian bunga itu
muncul pada sumbu yang agak memanjang secara akropetal dengan urutan daun
kelopak, daun mahkota, benang sari dan daun buah.
Pada tipe bunga yang sangat lebih terspesialisasi, periode-periode
pertumbuhan lebih pendek dan jumlah bagian-bagian bunga lebih kecil dan
terbatas. Ciri-ciri spesialisasi yang meningkat ialah tatanan bagian-bagian
bunga makin tersusun secara berkarang (siklis) dibanding yang spiral, pelekatan
antara bagian-bagian pada lingkaran yang sama, pelekatan antara dua atau lebih
dari lingkaran yang berbeda kehilangan bagian-bagian zigomorf (simetri
bilateral) dibanding aktinomorf (simetri radial), epigen (bakal buah tenggelam)
dibanding hipogen (bakal buat menumpang).
2.
Sistem vaskuler
Sistem vaskuler bunga yang tidak terspesialisasi dengan bakal buah
menumpang sebanding dengan yang terdapat pada pucuk vegetatif, yaitu
bekas-berkas vaskuler membelok ke organ lateral dari sistem berkas sumbu.
Apabila dasar bunga memanjang, bagian-bagian bunga dapat teratur menurut pola
filotaksis yang dihubungkan dengan keteraturan yang lazim dan terdapat saling
hubungan dengan adanya lacak vaskuler, sedangkan pemendekan ruas yang merupakan
ciri khas banyak bunga, penyatuan bagian-bagian bunga, bunga epigen (bakal buah
tenggelam), dan berbagai modifikasi saling hubungan antara bagian-bagian bunga,
menyebabkan sistem vaskuler bunga menjadi kurang teratur dibanding yang ada
pada pucuk vegetatif dan hubungan antara sistem vaskuler pada sumbu dan pada
bagian-bagian bunga kurang jelas.
Setiap daun kelopak mempunyai jumlah lacak vaskuler sama dengan
yang terdapat di daun pucuk vegetatif pada tumbuhan yang sama. Lacak vaskuler
membelok ke daun mahkota bungasatu atau lebih ke daun tajuk pada tumbuhan
dikotil, satu sampai banyak ke daun perhiasan bunga pada tumbuhan monokotil.
C.
Bagian - bagian Bunga
Bunga terdiri dari sejumlah bagian
steril dan bagian fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau
receptaculum. Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga
disebut tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas
sejumlah helai daun kelopak atau sepal dan sejumlah daun mahkota atau petal.
Keseluruhan sepal dalam bunga disebut calyx dan keseluruhan petal disebut
corolla. Calyx dan corolla bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periant.
Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helai daunnya
disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen dan daun buah
atau karpel. Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel
disebut ginesium.
Bila daun bunga tersusun dalam
karangan, maka daun bunga dari karangan yang satu letaknya bergantian dengan
daun karangan sebelum dan sesudahnya. Daun bunga dapat saling berlekatan bila
pelekatan terjadi pada jenis daun bunga yang sama, peristiwanya disebut kohesi,
dan jika pelekatan terjadi antara dua karangan berbeda disebut adnasi. Stamen
terdiri dari tangkai sari atau filamen dan di bagian distal terdapat kepalasari
atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, kedua bagian atera
bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari atau konektivum. Setiap
bagian mengandung dua buah kantung sari atau kantong polen yang berisi butir
tepung sari.
Karpel atau kumpulan karpel yang
bersatu menjadi ginesium biasanya terdiri dari tiga bagian yakni bakal buah
dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stilus, serta kepala putik
atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi. Bakal biji melekat pada
bagian dinding bakal buah yang disebut plasenta. Jika karpel berada di bagian
paling tinggi dari sumbu bunga, maka bakal buah dikatakan menumpang atau
superus dan bunganya disebut hipogen. Jika perhiasan bunga dan stamen terletak
di tepi reseptakulum, yang berbentuk cekungan dan bakal buah ada di tengahnya
maka bakal buahnya disebut separuh inverus atau separuh tenggelam dan bunganya
disebut perigen. Cekungan reseptakulum dapat menutup sehingga letak bakal biji
jelas lebih rendah daripada bagian bunga lainnya. Maka bakal buahnya tenggelam
atau inferus dan bunganya disebut epigen.
1.
Sepal dan petal
Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga, fungsi utama korola
adalah untuk menarik serangga dan oleh karena itu merupakan bagian paling luas
dan besar dari bunga. Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korola sering
terreduksi atau bahkan tidak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang
mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid,
terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan vakuola.
Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur
internal. Dinding luar dapat berbentuk korveks atau berupa papila. Sepal
biasanya berwarna hijau dan berfotosintesis. Kelopak bunga merupakan organ yang
paling luar. Kedudukannya paling rendah pada dasar bunga. Disebelah dalam
kelopak ada mahkota bunga yang terdiri atas daun mahkota, pada umumnya berwarna
warni. Apabila antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan
baik bentuk maupun warnanya, perhiasan bunga demikian ini disebut tenda bunga.
2.
Benang Sari
Kebanyakan angiospermae
memiliki kepala sari yang tetrasporangiat, dengan dua ruang sari (lokus)
dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Filamen(
tangkai benang sari ) berstruktur sederhana. Pada tumbuhan tersebut terdapat
sebuah berkas pengangkut yang bisa bersifat amfikribal di sepanjang filamen dan
berakhir di konektivum. Setiap cuping mengandung dua kantong polen ( kantung
serbuk sari ) yang berisi nutir serbuk sari.
Dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang merupakan
turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya
membelah dalam bidang antiklinal. Dua lapisan yang penting adalah endotesium
dan tapetum. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama dinding radial
dan tangensial dalam. Sel tafetum bersifat sekretori dan penuh sitoplasma
padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk sari yang sedang berkembang
dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari matang, biasanya tapetum sudah
berdegenerasi.
3.
Serbuk sari
Hasil mikrosporogenesis adalah spora atau butir serbuk sari. Butir
tersebut berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya
terdapat bagian yang kurang kuat yang disebut aperatur. Ada yang bulat (pori)
dan ada yang memanjang (kolpi). Dinding butir sari terdiri dari dua lapisan
utama yakni intin yang lunak di bagian dalam dan eksin yang keras di sebelah
luar. Eksin terbagi menjadi bagian yang tidak berlekuk di sebeah dalam yakni
neksin dan bagian yang menunjukka pola lekukan khas di sebelah luar yakni
seksin.
Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan pembelahan meiosis
dari sel induk serbuk, ada 2 tipe perkembangan butir serbuk sari, yaitu :
1)
Tipe suksesif
yaitu setiap pembelahan inti diiringi dengan pembentukan dinding.
2)
Tipe simultan
yaitu tekanan kearah tepi mulai berkembang hanya setelah ke empat inti
dibentuk, dan pembentukan dinding menghasilkan tekanan kearah dalam.
4.
Karpel
Pada bunga, bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika
terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain
(ginesium apokarp) atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam
(ginesium sinkarp). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang
pertama karpel berlekatan dengan kondsi terlipat dan muka abaksial melekat pada
muka abaksial. Disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang
kedua, pelekatan terjadi dalam keadaan tak terlipat atau setengah terlipat dan
terbentuk ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian
bawah yang fertil yakni bakal buah atau ovarium, bagian tengah yang steril
yakni tangkai putik atau stilus. Dan yang paling ujung adalah kepala putik atau
stigma.
5.
Bakal buah
Bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada
bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum
terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta.
Setiap karpel memiliki dua plasenta. Pada karpel, plasenta ditemukan di dekat
tepi atau tidak jauh darinya, sehingga dibedakan plasenta merginal (tepi) dan
plasenta laminar (agak jauh dari tepi). Plasenta parietal terjadi pada ginesium
yang kelipatan karpelnya terjadi secara marginal dan hanya ada satu ruang
ginasium. Pada ginesium yang karpelnya terlipat, bakal buahnya beruang dua atau
banyak, dan plasentanya aksiler. Jika sekat pemisah hilang maka plasenta di
tengah, bebas dari sekat. Dinamakan plasenta sentral bebas.
6.
Tangkai dan
kepala putik
Tangkai putik merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas, ke
arah distal. Pada ginesium sinkarp tangkai putik berasal dari semua karpel,
yang dapat bersatu atau tetap terpisah. Stilus dapat berrongga atau padat. Pada
kebanyakan angiospermae stilusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi
menjadi jaringan transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh
melaluinya. Stigma yang menerima serbuk sari dapat menghasilkan sekret dalam
jumlah besar disebut stigma basah, yang tidak atau kurang menghasilkan sekret
menjadi stigma kering. Jaringan dasar stilus bersifat parenkim dan ditembus
oleh berkas pembuluh angkut.
7.
Bakal biji dan
kantung embrio
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan
adanya tangkai bakal biji atau funikulus yang mengandung satu berkas pembuluh.
Bakal biji terdiri dari jaringan ditengah atau nuselus, dilingkari oleh
integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi suatu saluran
yang bermuara di pori disebut mikropil.
Pembentukan megaspora melalui peristiwa sel induk megaspora disebut
megasporogenesis. Megaspora atau kantung embrio akan berkecambah dengan
terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung embrio dewasa
yang berinti delapan. Ada 2 tipe kantong embrio yaitu :
1)
Tipe Polygonum
dengan kantong embrio 8 inti
Mempunyai
4 megaspora yang berbeda perkembangannya, tetapi hanya satu yang terjatuh dari
mikropil berkembang menjadi kantong embrio. Megaspora ini membesar dan intinya
membelah menjadi 2 yang satu berpindah ke kutub mikropil dan yang lein ke kutub
khalaza. Selanjutnya setiap inti mengalami 2 kali pembelahan berurutan sehingga
terbentuk 8 inti.
2)
Tipe Oenothera
dengan kantong embrio 4 inti
Sel sporogen
membelah mitosis 2 kali sehingga terbentuk 4 inti. Ketiga inti mati sehingga
tinggal satu inti yang terdapat dekat mikropil.
BAB 3
PENUTUP
simpulan
Bunga merupakan alat
perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung
khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh
faktor – faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. dan fungsinya ialah
untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan.
Bunga disebut bunga
sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara
bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau
hermafrodit.
Bunga yang mempunyai
organ kelopak, mahkota , stamen , dan putik disebut bunga yang lengkap.
DARFTAR PUSTAKA
Hidayat,
Estiti.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung : ITB
Setjo,
susetyoadi, dkk.2004.Anatomi Tumbuhan.Malang
: JICA.
Mulyani,
Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta : Kanisius
Sumardi,
Issirep dan Agus Pudjoarinto.1992.Struktur dan Perkembangan Tumbuhan.
Yogyakarta : Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada