Selasa, 01 April 2014

makalah bunga



MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN
BUNGA


Disusun untuk memenuhi tugas Anatomi Tumbuhan :

Oleh :


1.      Galih Januarrahmana   (4401411075)
2.      Ulfa Damayanti           (4401412101)
3.      Nur Khikmah Fitri      (4401412113)










UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013


BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

Tumbuhan merupakan salah satu jenis makhluk hidup. Umumnya, tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Setiap bagian mempunyai fungsi atau kegunaan tertentu.
Salah satu bagian yang penting pada tumbuhan yaitu bunga, selain warnanya dan bentuknya yang indah bunga bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan Angiospermae.
Pada abad 18 dan 19 Wolff dan Goethe meneliti masalah homologi dan evolusi morfologi bunga. Para peneliti lain menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari helaian daun. Dan pendapat sekarang daun dan batang merupakan unit tunggal disebut shoot. Bunga terdiri atas aksis (sumbu), dan muncul organ bunga.
Bagian sumbu yang mempunyai ruas (internodus) terdapat tangkai bunga yang disebut pedisel. Bunga mempunyai macam organ. Pada makalah ini, diharapkan dapat menjelaskan tentang bunga.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari bunga?
2.      Bagaimana struktur  bunga ?
3.      Apa  saja bagian – bagian bunga ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui apa pengertian dari bunga
2.      Untuk mngetahui bagaimana struktur bunga
3.      Mengetahui apa saja bagian-bagian dari bunga












BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Bunga
Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor – faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi yang berikut, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu sesuatu spesies secara luas. Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan.
Peneliti seperti Wolff dan Goethe di abad 18, de Candolle pada awal abad 19, dan penelitilain menyatakan bahwa organ bunga merupakan turunan langsung dari helaian daun. Namun, pendapat yang diterima sampai sekarang adalah daun dan batang merupakan satu unit tunggal yang disebut shoot. Perkembangan bunga paralel dengan cabang vegetatif, jadi tidak sebagai turunannya.
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga.
Ditinjau dari homologinya, bunga diinterpretasikan sebagai suatu pucuk yang termodifikasi daunnya. Bunga tediri atas sebuah sumbu tempat daun – daun ( organ ) bunga tumbuh. Bagian sumbu batang atau ranting yang merupakan ruas yang berakhir dengan bunga disebut tangkai bunga. Ujung distal tangkai bunga ini menggembung dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut dasar bunga. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ.
Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota , stamen , dan putik disebut bunga yang lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak lengkap, misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya. Bila hanya memiliki alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan, dan sebaliknya bila hanya memiliki putik saja disebut bunga betina. Bila kedua macam bunga uniseksual itu terdapat pada satu tumbuhan maka disebut berumah satu, bila terpisah disebut berumah dua. Tumbuhan yang mempunyai bunga sempurna (biseksualis), bunga jantan dan bunga betina disebut poligam.  

B.     Struktur Bunga
Meristem apikal bunga biasanya berhenti aktivitasnya setelah struktur reproduktif telah diinisiasi, suatu ekspresi tipe tumbuhan yang terbatas.
1.      Tatanan organ bunga
Pada kelompok tumbuhan biji tertutup tertentu yang dianggap lebih primitif, pertumbuhan terbatas kurang nyata dibanding suku yang lebih maju. Pada kelompok primitif, aktivitas meristem apikal diperpanjang sehingga jumlah bagian-bagian bunga relatif lebih besar dan banyak. Bagian-bagian bunga itu muncul pada sumbu yang agak memanjang secara akropetal dengan urutan daun kelopak, daun mahkota, benang sari dan daun buah.
Pada tipe bunga yang sangat lebih terspesialisasi, periode-periode pertumbuhan lebih pendek dan jumlah bagian-bagian bunga lebih kecil dan terbatas. Ciri-ciri spesialisasi yang meningkat ialah tatanan bagian-bagian bunga makin tersusun secara berkarang (siklis) dibanding yang spiral, pelekatan antara bagian-bagian pada lingkaran yang sama, pelekatan antara dua atau lebih dari lingkaran yang berbeda kehilangan bagian-bagian zigomorf (simetri bilateral) dibanding aktinomorf (simetri radial), epigen (bakal buah tenggelam) dibanding hipogen (bakal buat menumpang).
2.      Sistem vaskuler
Sistem vaskuler bunga yang tidak terspesialisasi dengan bakal buah menumpang sebanding dengan yang terdapat pada pucuk vegetatif, yaitu bekas-berkas vaskuler membelok ke organ lateral dari sistem berkas sumbu. Apabila dasar bunga memanjang, bagian-bagian bunga dapat teratur menurut pola filotaksis yang dihubungkan dengan keteraturan yang lazim dan terdapat saling hubungan dengan adanya lacak vaskuler, sedangkan pemendekan ruas yang merupakan ciri khas banyak bunga, penyatuan bagian-bagian bunga, bunga epigen (bakal buah tenggelam), dan berbagai modifikasi saling hubungan antara bagian-bagian bunga, menyebabkan sistem vaskuler bunga menjadi kurang teratur dibanding yang ada pada pucuk vegetatif dan hubungan antara sistem vaskuler pada sumbu dan pada bagian-bagian bunga kurang jelas.
Setiap daun kelopak mempunyai jumlah lacak vaskuler sama dengan yang terdapat di daun pucuk vegetatif pada tumbuhan yang sama. Lacak vaskuler membelok ke daun mahkota bungasatu atau lebih ke daun tajuk pada tumbuhan dikotil, satu sampai banyak ke daun perhiasan bunga pada tumbuhan monokotil.
C.    Bagian - bagian Bunga
Bunga terdiri dari sejumlah bagian steril dan bagian fertil yang melekat pada sumbu, yakni dasar bunga atau receptaculum. Bagian sumbu yang merupakan ruas batang yang diakhiri oleh bunga disebut tangkai bunga atau pedisel. Bagian steril dari bunga terdiri atas sejumlah helai daun kelopak atau sepal dan sejumlah daun mahkota atau petal. Keseluruhan sepal dalam bunga disebut calyx dan keseluruhan petal disebut corolla. Calyx dan corolla bersama-sama disebut perhiasan bunga atau periant. Jika periant tidak terbagi menjadi kaliks dan korola, maka setiap helai daunnya disebut tepal. Bagian reproduktif adalah benang sari atau stamen dan daun buah atau karpel. Keseluruhan stamen disebut andresium dan keseluruhan karpel disebut ginesium.
Bila daun bunga tersusun dalam karangan, maka daun bunga dari karangan yang satu letaknya bergantian dengan daun karangan sebelum dan sesudahnya. Daun bunga dapat saling berlekatan bila pelekatan terjadi pada jenis daun bunga yang sama, peristiwanya disebut kohesi, dan jika pelekatan terjadi antara dua karangan berbeda disebut adnasi. Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan di bagian distal terdapat kepalasari atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, kedua bagian atera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari atau kantong polen yang berisi butir tepung sari.
Karpel atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium biasanya terdiri dari tiga bagian yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stilus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi. Bakal biji melekat pada bagian dinding bakal buah yang disebut plasenta. Jika karpel berada di bagian paling tinggi dari sumbu bunga, maka bakal buah dikatakan menumpang atau superus dan bunganya disebut hipogen. Jika perhiasan bunga dan stamen terletak di tepi reseptakulum, yang berbentuk cekungan dan bakal buah ada di tengahnya maka bakal buahnya disebut separuh inverus atau separuh tenggelam dan bunganya disebut perigen. Cekungan reseptakulum dapat menutup sehingga letak bakal biji jelas lebih rendah daripada bagian bunga lainnya. Maka bakal buahnya tenggelam atau inferus dan bunganya disebut epigen.

1.      Sepal dan petal
Pada tumbuhan yang terpolinasi oleh serangga, fungsi utama korola adalah untuk menarik serangga dan oleh karena itu merupakan bagian paling luas dan besar dari bunga. Pada tumbuhan yang dipolinasi oleh angin, korola sering terreduksi atau bahkan tidak ada. Warna petal adalah akibat kromoplas yang mengandung karotenoid dan cairan vakuola yang mungkin mengandung flavonoid, terutama antosianin dan berbagai kondisi pengubah seperti PH cairan vakuola. Dinding antiklinal dari epidermis petal dapat bergelombang atau beralur internal. Dinding luar dapat berbentuk korveks atau berupa papila. Sepal biasanya berwarna hijau dan berfotosintesis. Kelopak bunga merupakan organ yang paling luar. Kedudukannya paling rendah pada dasar bunga. Disebelah dalam kelopak ada mahkota bunga yang terdiri atas daun mahkota, pada umumnya berwarna warni. Apabila antara kelopak bunga dan mahkota bunga tidak dapat dibedakan baik bentuk maupun warnanya, perhiasan bunga demikian ini disebut tenda bunga.

2.      Benang Sari
Kebanyakan angiospermae  memiliki kepala sari yang tetrasporangiat, dengan dua ruang sari (lokus) dalam setiap cuping kepala sari sehingga jumlah keseluruhannya empat. Filamen( tangkai benang sari ) berstruktur sederhana. Pada tumbuhan tersebut terdapat sebuah berkas pengangkut yang bisa bersifat amfikribal di sepanjang filamen dan berakhir di konektivum. Setiap cuping mengandung dua kantong polen ( kantung serbuk sari ) yang berisi nutir serbuk sari.
Dinding antera terdiri dari beberapa lapisan sel yang merupakan turunan sel parietal primer, kecuali epidermis yang dalam perkembangannya hanya membelah dalam bidang antiklinal. Dua lapisan yang penting adalah endotesium dan tapetum. Endotesium membentuk penebalan tak rata, terutama dinding radial dan tangensial dalam. Sel tafetum bersifat sekretori dan penuh sitoplasma padat. Isi sel tapetum diserap oleh butir serbuk sari yang sedang berkembang dalam lokulus sehingga ketika butir serbuk sari matang, biasanya tapetum sudah berdegenerasi.
3.      Serbuk sari
Hasil mikrosporogenesis adalah spora atau butir serbuk sari. Butir tersebut berupa tubuh yang bersimetri radial atau bilateral dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat yang disebut aperatur. Ada yang bulat (pori) dan ada yang memanjang (kolpi). Dinding butir sari terdiri dari dua lapisan utama yakni intin yang lunak di bagian dalam dan eksin yang keras di sebelah luar. Eksin terbagi menjadi bagian yang tidak berlekuk di sebeah dalam yakni neksin dan bagian yang menunjukka pola lekukan khas di sebelah luar yakni seksin.
Berdasarkan pada cara pembentukan dinding dan pembelahan meiosis dari sel induk serbuk, ada 2 tipe perkembangan butir serbuk sari, yaitu :
1)             Tipe suksesif yaitu setiap pembelahan inti diiringi dengan pembentukan dinding.
2)             Tipe simultan yaitu tekanan kearah tepi mulai berkembang hanya setelah ke empat inti dibentuk, dan pembentukan dinding menghasilkan tekanan kearah dalam.
4.      Karpel
Pada bunga, bisa ditemukan satu helai karpel atau lebih. Jika terdapat dua karpel atau lebih, maka karpel dapat lepas satu dari yang lain (ginesium apokarp) atau karpel berlekatan dengan cara yang bermacam-macam (ginesium sinkarp). Pada ginesium sinkarp, ada dua cara perlekatan karpel. Yang pertama karpel berlekatan dengan kondsi terlipat dan muka abaksial melekat pada muka abaksial. Disini terbentuk ginesium beruang dua atau beruang banyak. Yang kedua, pelekatan terjadi dalam keadaan tak terlipat atau setengah terlipat dan terbentuk ginesium beruang satu. Pada ginesium biasanya dapat dibedakan bagian bawah yang fertil yakni bakal buah atau ovarium, bagian tengah yang steril yakni tangkai putik atau stilus. Dan yang paling ujung adalah kepala putik atau stigma.
5.      Bakal buah
Bakal buah dibedakan dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta. Setiap karpel memiliki dua plasenta. Pada karpel, plasenta ditemukan di dekat tepi atau tidak jauh darinya, sehingga dibedakan plasenta merginal (tepi) dan plasenta laminar (agak jauh dari tepi). Plasenta parietal terjadi pada ginesium yang kelipatan karpelnya terjadi secara marginal dan hanya ada satu ruang ginasium. Pada ginesium yang karpelnya terlipat, bakal buahnya beruang dua atau banyak, dan plasentanya aksiler. Jika sekat pemisah hilang maka plasenta di tengah, bebas dari sekat. Dinamakan plasenta sentral bebas.
6.      Tangkai dan kepala putik
Tangkai putik merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas, ke arah distal. Pada ginesium sinkarp tangkai putik berasal dari semua karpel, yang dapat bersatu atau tetap terpisah. Stilus dapat berrongga atau padat. Pada kebanyakan angiospermae stilusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang memasok zat hara bagi tabung sari yang tumbuh melaluinya. Stigma yang menerima serbuk sari dapat menghasilkan sekret dalam jumlah besar disebut stigma basah, yang tidak atau kurang menghasilkan sekret menjadi stigma kering. Jaringan dasar stilus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut.
7.      Bakal biji dan kantung embrio
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji atau funikulus yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan ditengah atau nuselus, dilingkari oleh integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi suatu saluran yang bermuara di pori disebut mikropil.
Pembentukan megaspora melalui peristiwa sel induk megaspora disebut megasporogenesis. Megaspora atau kantung embrio akan berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung embrio dewasa yang berinti delapan. Ada 2 tipe kantong embrio yaitu :
1)            Tipe Polygonum dengan kantong embrio 8 inti
Mempunyai 4 megaspora yang berbeda perkembangannya, tetapi hanya satu yang terjatuh dari mikropil berkembang menjadi kantong embrio. Megaspora ini membesar dan intinya membelah menjadi 2 yang satu berpindah ke kutub mikropil dan yang lein ke kutub khalaza. Selanjutnya setiap inti mengalami 2 kali pembelahan berurutan sehingga terbentuk 8 inti.
2)            Tipe Oenothera dengan kantong embrio 4 inti
Sel sporogen membelah mitosis 2 kali sehingga terbentuk 4 inti. Ketiga inti mati sehingga tinggal satu inti yang terdapat dekat mikropil.








BAB 3
PENUTUP
simpulan
            Bunga merupakan alat perkembangbiakan pada tumbuhan angiospermae. Bunga dibentuk oleh meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif setelah dirangsang oleh faktor – faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu. dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan.
            Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit.
            Bunga yang mempunyai organ kelopak, mahkota , stamen , dan putik disebut bunga yang lengkap.























DARFTAR PUSTAKA

Hidayat, Estiti.1995.Anatomi Tumbuhan Berbiji.Bandung : ITB
Setjo, susetyoadi, dkk.2004.Anatomi Tumbuhan.Malang : JICA.
Mulyani, Sri.2006.Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta : Kanisius
Sumardi, Issirep dan Agus Pudjoarinto.1992.Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

contoh artikel konseptual



“TERAPI DAUN SIRIH UNTUK MENGURANGI MINUS PADA MATA“
Ulfa Damayanti 4401412101
Universitas Negeri Semarang
(surel)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan mata minus,cara terapi menggunakan daun sirih untuk mengurangi mata minus, cara pencegahan agar tidak mengalami mata minus. Miopia adalah istilah kedokteran untuk rabun jauh. Miopia terjadi karena memanjangnya sumbu bola mata, sehingga mata berbentuk bulat telur. Pemanjangan sumbu ini menyebabkan media refraktif sulit memfokuskan berkas cahaya. Daun sirih mempunyai kandungan senyawa minyak atsiri, flavonoid,tannin, saponin, dan lain sebagainya. Kegunaan dimasyarakat dipakai untuk tujuan pengobatan pada hidung berdarah, mulut berbau, mata sakit, radang tenggorokan. Penyebab mata minus salah satunya karena faktor genetik, sehingga apabila ayah atau ibu mengalami mata minus maka bisa menurunkan pada anak-anaknya. Selain itu, juga disebabkan karena terlalu dekat membaca buku, membaca televisi, main komputer. Pada pengobatan mata minus dengan menggunakan daun sirih tidaklah sama antara satu orang dengan orang lainnya. Penggunakan daun sirih untuk mengurangi minus sebaiknya dilakukan pada mata yang minusnya masih kecil, maksimalnya minus tiga pada penderita. Cara mencegah yaitu dengan membaca pada posisi yang benar, tidak terlalu dekat saat menonton televisi, dan tidak terlalu lama didepan layar komputer.
Kata kunci : Terapi, Daun sirih, Mata minus


Latar Belakang
            Miopia adalah istilah kedokteran untuk rabun jauh. Suatu keadaan di mana mata mampu melihat objek yang dekat, tetapi kabur jika melihat objek yang jauh. Secara termonologis, "myopia" berasal dari bahasa Yunani yang berarti menyipitkan mata. Penderita kelainan ini selalu menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas objek yang jauh letaknya. Itulah salah satu karakteristik utama penderita miopia.
Saat ini sudah banyak orang berkacamata. Banyak tipe orang yang berkacamata, ada yang berkacamata karena menghindari melihat langsung dengan matahari, ada yang berkacamata karena gaya, dan ada yang berkacamata karena memang harus memakai kacamata disebabkan kelainan mata seperti, minus, plus, atau silinder. Kebanyakan orang memakai kacamata karena kelainan mata tersebut.
Daun sirih memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kesehatan, untuk mencegah dan mengobati penyakit.Dalam farmakologi China, sirih dikenal sebagai tanaman yang memiliki sifat hangat dan pedas. Mereka menggunakan daun sirih untuk meluruhkan kentut, menghentikan batuk, mengurangi peradangan, dan menghilangkan gatal. Di India, daun sirih dikenal sebagai zat aromatik yang menghangatkan, bersifat antiseptik. Daun yang memiliki kandungan minyak astiri, yaitu kadinen, kavikol, sineol, eugenol, dan karvakol. Minyak astiri dari daun sirih mengandung seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak yang memiliki kemampuan untuk mematikan kuman dan sebagai antioksidasi dan juga sebagai anti jamur.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka artikel konseptual ini disusun agar pembaca atau masyarakat memperoleh pengetahuan dan informasi tentang manfaat atau khasiat dari daun sirih untuk mengobati mata minus. Pengetahuan ini diharapkan mampu mengurangi masalah mata minus pada masyarakat, sehingga masyarakat tidak perlu lagi menggunakan alat bantu baca seperti kacamata. Artikel ini juga memberikan tentang informasi mengenai faktor yang menyebabkan terjadinya mata minus serta cara-cara untuk mencegah terjadinya mata minus tersebut.
Tujuan dari artikel konseptual ini adalah untuk: 1) menjelaskan faktor – faktor yang menyebabkan mata minus. 2) menjelaskan cara terapi menggunakan daun sirih untuk mengurangi mata minus. 3) menjelaskan cara pencegahan agar tidak mengalami mata minus.
Sedangkan manfaatnya sendiri yaitu untuk : 1) untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan mata minus. 2) untuk mengetahui cara terapi menggunakan daun sirih. 3) untuk mengetahui cara pencegahan agar tidak mengalami mata minus.
Pengertian miopia dan manfaat daun sirih
Miopia berasal dari bahasa Yunani yang artinya “ pandangan dekat”. Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina.
Mata minus atau miopia merupakan gangguan penglihatanyang terjadi akibat tidak sempurnanya bayangan benda yang diterima oleh saraf – saraf penglihatan untuk disampaikan ke otak. Pada orang miopia, bentuk bola mata terlalu lonjong atau kornea terlalu melengkung sehingga bayangan benda yang masuk ke mata menjadi tidak fokus. Bayangan benda jatuh di depan retina, daerah sensitif pada mata sehingga menyebabkan penglihatan menjadi kabur.
Miopia terjadi karena memanjangnya sumbu bola mata, sehingga mata berbentuk bulat telur. Pemanjangan sumbu ini menyebabkan media refraktif sulit memfokuskan berkas cahaya. Sejalan dengan memanjangnya sumbu bola mata, derajat miopia bertambah. Pada usia anak-anak sampai remaja, proses pemanjangan bola mata dapat merupakan bagian dari pertumbuhan tubuh. Pertambahan derajat miopia membutuhkan kacamata yang kian berat derajat kekuatannya. Karena itu, penderita, penderita pada usia 20-40 tahun dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 6 bulan.
Pada rabun jauh (miopia atau mata minus) sumbu mata terlalu cembung, sehingga bayangan benda jatuh di depan retina. Akibatnya, benda yang jauh tidak terlihat jelas. Tanpa kacamata, penderita rabun jauh akan mengalami sakit kepala dan nyeri pada mata.Penderita Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada jarak jauh benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika seseorang merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan  dan pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia.
Gejala mata minus adalah kepala nyeri berdenyut terutama bagian depan, bola mata perih dan berat, terasa seperti mau keluar dan air mata meleleh berlebihan. Keadaan ini biasanya membaik bila mata diistirahatkan atau dengan minum obat antinyeri. Tapi sering kali kambuh beberapa waktu kemudian.
Tipe Miopia, yaitu :
1.      Miopia aksial
Bertambah panjangnya diameter anteroposterior bola mata dari normal. Pada orang dewasa panjang axial bola mata 22,6 mm. Perubahan diameter anteroposterior boala mata 1 mm akan menimbulkan perubahan refraksi sebesar 3 dioptri.
2.      Miopia kurfatura
Kurfatura dari kornea bertambah kelengkungannya, misalnya pada keratokonus dan kelainan kongenital. Kenaikan kelengkuangan lensa bisa juga menyebabkan miopia kurvatura, misalnya pada stadium intumesen dari katarak. Perubahan kelengkungan kornea sebesar 1mm akan menimbulkan perubahan refraksi sebesar 6 dioptri.
3.      Miopia indeks refraksi
Peningkatan indeks bias media refraksi sering terjadi pada penderita diabetes melitus yang kadar gula darahnya tidak terkontrol.
4.      Perubahan posisi lensa
Perubahan posisi lensa ke arah anterior setelah tindakan bedah terutama glaukoma berhubungan dengan terjadinya miopia.
Berdasarkan tingginya dioptri, miopia dibagi menjadi :
1.      miopia sangat ringan, dimana miopia sampai dengan 1 dioptri.
2.      miopia ringan, dimana miopia antara 1 – 3 dioptri.
3.      Miopia sedang, dimana miopia antara 3 – 6 dioptri.
4.      Miopia tinggi, dimana miopia antara 6 – 10 dioptri.
5.      Miopia sangat tinggi, dimana miopia > 10 dioptri.
Diperkirakan penderita myopia antara 800 juta hingga 2,3 milyar (ini karena jarang ada yang merasa menderita myopia). Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita myopia hingga -1.00. Terlampau sering membaca, apalagi dengan jarak yang terlalu dekat hingga cahaya yang terlalu gelap dapat menyebabkan anak menderita myopia. Begitu pula berbagai pekerjaan yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit. Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan paparan sinar matahari (idealnya pagi) bisa mengurangi kemungkinan penyakit myopia.
Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang bisa menyebabkan Myopia atau Rabun Jauh. Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anak-anak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 menit di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga harus memakai kacamata baik secara permanen atau pun temporer. Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita Myopia. Paparan sinar matahari di luar rumah bisa menambah dopamine pada mata yang dapat mencegah miopia atau rabun jauh.
            Salah satu tumbuhan yang termasuk dalam daftar tumbuhan tradisional Indonesia adalah sirih (Piper betle L.). sirih dikenal sebagai tumbuhan perdu, merambat ( Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991 ; Kumalaningsih Sri, 2006). Daun sirih (Piper betle L.) mempunyai kandungan senyawa minyak atsiri, flavonoid,tannin, saponin, dan lain sebagainya. Kegunaan dimasyarakat dipakai untuk tujuan pengobatan pada hidung berdarah, mulut berbau, mata sakit, radang tenggorokan ( Sudarsono, 1996).
Faktor – faktor yang menyebabkan mata minus.
Penyebab mata minus salah satunya karena faktor genetik, sehingga apabila ayah atau ibu mengalami mata minus maka bisa menurunkan pada anak-anaknya. Selain karena keturunan, mata minus juga bisa disebabkan kebiasan-kebiasaan yang kurang baik antara lain:
  1. Terlalu dekat membaca buku, membaca televisi, main komputer. Hal ini memaksakan mata sehingga dapat merusak.
  2. Terlalu lama beraktivitas pada jarak pandang yang sama.
  3. Tinggal di tempat yang penuh sesak.
  4. Membaca sambil tidur-tiduran, membaca di tempat yang gelap, menatap sumber cahaya terang langsung.
  5. Terlalu lama mata berada di balik media transparan seperti terlalu lama memakai helm yang berkaca,
  6. Kekurangan gizi yang dibutuhkan mata yaitu Vitamin A, betakaroten dll.
  7. Polamakan yang tidaksehatjugapolutan di udara.
Cara terapi menggunakan daun sirih untuk mengurangi minus pada mata.
Pada pengobatan mata minus dengan menggunakan daun sirih tidaklah sama antara satu orang dengan orang lainnya. Pengobatan mata minus juga dapat dilakukan dengan pemijatan khusus pada syaraf mata. Berikut adalah langkah – langkah untuk melakukan terapi menggunakan daun sirih, antara lain :
1)        Ambillah selembar daun sirih yang sudah tua.
2)        Kemudian, daun sirih tersebut dilipat menjadi empat bagian lipatan.
3)        Bagian yang berbentuk tulang berada diluar.
4)        Kemudian tempelkan pada mata dan kunci menggunakan plaster agar tidak jatuh dan biarkan selama semalaman.
Terapi ini baik dilakukan pada malam hari, karena daun sirih dapat mengangkat kotoran pada mata serta dapat mengurangi minus pada mata. Penggunakan daun sirih untuk mengurangi minus sebaiknya dilakukan pada mata yang minusnya masih kecil, maksimalnya minus tiga pada penderita. Terapi ini membutuhkan waktu lama untuk benar – benar minus pada mata itu berkurang.
Cara mencegah dan menghindari agar mata tidak minus.
a.         Tidak menonton televisi terlalu dekat.
b.        Tidak bermain komputer terlalu lama.
c.         Tidak bermain game terlalu dekat dan lama.
d.        Membaca dengan jarak dan posisi yang benar. Jarak aman membaca kurang lebih 30 cm.
e.         Hindari debu dan solusi.
f.         Makan-makanan bergizi, berserat dan bervitamin A.
g.        Banyak memandang pemandangan alam yang hijau dan laut yang luas.
h.        Dengan melakukan pijatan pada daerah sekitar mata.
i.          Pemijatan khusus pada syaraf mata.
j.          Melihatbenda yang bergerakjugamembantumelemaskanototmata.
k.        Melakukan gerak gerik mata/senam mata setiap pagi sebelum melakukan aktifitas berat secara rutin dan dilakukan secara perlahan.
Simpulan
            Ada banyak faktor – faktor yang menyebabkan mata minus sehingga mengganggu penglihatan seseorang. Mata minus dapat diobati dengan terapi yang menggunakan daun sirih.daun sirih memiliki kandungan minyak astiri, yaitu kadinen, kavikol, sineol, eugenol, dan karvakol. Minyak astiri dari daun sirih mengandung seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak yang memiliki kemampuan untuk mematikan kuman dan sebagai antioksidasi dan juga sebagai anti jamur.apabila mata terkena debu juga dapat dicuci dengan daun sirih. Terapi   daun sirih memerlukan waktu yang lama untuk orang yang minusnya banyak atau tinggi. Terapi daun sirih sangat cocok digunakan pada waktu malam hari. Oleh karena itu perlu berbagai cara untuk mengurangi atau mencegah agar tidak terjadi atau mengalami mata minus karena mata minus juga bisa disebabkan karena turunan.

Daftar Pustaka
Anonim.. 2009. Tema antioksidan dalam sediaan obat, kosmetik, makanan dan minuman. Proceeding seminar nasional farmasi tahun 2000. Semarang :  Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi ( Stifar), 30 Mei.
Anonim. 2009 .Kandungan Metanol Pada Daun Sirih Sebagai Anti-oksidan. Jurnal FMIPA vol. 32 .Semarang .
Ilyas S, Tanzil M, Salamun dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2003:5.
Irwana, Olva.dkk.2009. Miopia Tinggi. Riau : Fakultas Kedokteran Universitas Riau.
Jain IS, Jain S, Mohan K. The Epidemiology of High Miopia-Chanding Trends. http://www.ijo.in-jain.  [diakses tanggal 18 Desember 2013].

Tanjung H. Perbedaan Rata-rata Rigiditas Okuler pada Miopia dan Hipermetropia di RSUP H. Adam Malik Medan. Medan: USU Digital Library, 2003:2-3.
Widodo, Agung dan Prilia T. 2007.Miopia Patologi.Jurnal Oftalmologi Indonesia Vol. 5, No.1.